UJAN BUNGA

Sabtu, 20 Desember 2014

JENDELA KAYU





Ia tebuka
Saat gelap berganti terang
Apa yang kulihat dari sana
Imajinasi liar
Yang berlalu menyeret waktu...
Ia masih terbuka
Ketika mata mulai membaca
Sebuah dunia telah tercipta
Kenapa dia buka ...
Terang berganti gelap
Ia pun tertutup
Rapuh...
(Junaidi Abdul Munif – Jateng)

BUNDA





Setiap desah nafasku
Setiap derap langkahku
Ku selalu menanti-nanti
Tanpa ujung yang pasti
Bunda...
Mengapa begini?
Nasib tak jua berganti
Harapan habis kulalui
Berharap semua terganti
Bunda...
Saat kuterjaga dari mimpi
Mimpi-mimpi gelap yang tak pasti
Menghempaskan hidupku tanpa arti
Menjauhkanku atas logika
Terhempas dan jatuh tanpa tahu berdiri
Bunda...
Dengan apa harus kulalui hidupku
Berpegang pada seonggok harapan
Menantikan hidup yang tak pasti
Dan aku mati, mati dalam sendiriku
Menanti belaianmu
Yang tak kunjung datang menghampiriku ...
(Samuel Marpaung – Sumut)

KARENA CINTAMU




Dulu... kau selalu disampingku...
Dulu... hidupku begitu bahagia
Dulu... kita selalu berbagi
Baik suka maupun duka
Tapi kini... kau seolah pergi
Meski kau ada disisi
Kau bukanlah dirimu yang dulu
Kau bukan lagi kekasih
Yang begitu mencintaiku

Kemanakah kamu?
Kemanakah cintamu pergi?
Dan dimanakah cintamu yang dulu
Cinta yang kau bilang hanya untukku?
Sejak kau mengenalnya
Kurasakan kau kian jauh
Tiada lagi cintamu untukku
Tiada lagi sayangmu buatku
Ada apa denganmu, Kasih?
Salahkah aku...?
Kenapa kau lebih memilih dia
Dan meninggalkanku?
Kenapa kau tega
Dustai cinta dan kepercayaan yang kuberi?
Dimanakah janjimu dulu
Janji tuk selalu cinta dan setia?
Kini... kurasakan
Cintamu hanyalah fatamorgana
Cinta yang hanya hadirkan luka
Cinta yang selalu hadirkan tangis
Karena cintamu aku kecewa dan karenamu...
Aku trauma akan cinta
(Nikamtul Khusna – Blitar)

ASA YANG HILANG




Dua tahun sudah aku sendiri
Tanpa dirimu lagi disisiku
Kuciba tepis semua luka yang pernah ada
Kuraih cita tanpa cinta
Kugapai harapan tanpa asa
Tapi... mengapa kesepian itu
Selalu mengiringi langkahku?
Ernah kucoba...
Hadirkan seseorang tuk gantikan dirimu
Namun semua itu
Hanyalah datangkan luka baru
Kasih....
Moga kau bahagia bersamanya
Hari-hari bersamamu adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki
(Yukati – Batusangkar)

SENDIRI




Sendiri ku termenung dalam kesunyian
Kutelusuri bayang-bayang dalam kegelapan
Kularungkan rasa kepedihan dalam tangis dan nyanyian
Kesunyian...
Kini engkau hadir dalam kehidupanku
Yang selalu setia menemaniku
Dalam suasana suka dan duka
Biar...biarlah aku hidup begini
Hidup dalam kesendirian
Tanpa teman, tanpa sahabat
Tanpa kau disisiku...
Terasa sepi hidupku tanpamu disini
Terasa pedih hatiku tanpa sang putri
Engkau telah pergi
Meninggalkan aku seorang diri
(Alwi – Cirebon)